1. identifikasi asam amino
LAPORAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA
Disusun oleh:
Nama : Haggai Nainggolan
NPM : E1G016052
Prodi : Teknologi Industri
Pertanian
Kelompok : Empat (4)
Hari/tanggal : Senin/25 September 2017
Co-Ass : Elfredi Syahputra
Sembiring
Hayyuning Pratiwi
Dosen : Dra. Devi Silsia,
M.Si
Drs. Syafnil, M.Si
Drs.
Hasan B. Daulay, MS
Objek
Praktikum : IDENTIFIKASI ASAM
AMINO DAN PROTEIN
LABORATORIUM
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Protein
adalah suatu senyawa organik yang berbobot molekul tinggi berkisar antara
beberapa ribu sampai jutaan. Protein ini tersusun dari atom C, H, O dan N serta
unsur lainnya seperti P dan S yang membentuk unit-unit asam amino, dan
unsu- unsur ini tidak dimiliki oleh lemak atau atau karbohidrat. Urutan susunan
asam amino dalam protein maupun hubungan antara asam amino yang satu dengan
asam amino yang lain, menentukan sifat biologis suatu protein. Di alam,
ditemukan 20-21 macam asam amino yang membangun protein. Sebagai zat
pembangun, protein merupakan bahan-bahan pembentuk Jaringan-jaringan
baru yang selalu terjadi dalam tubuh dan mempertahankan
jaringan yang telah ada.
Kita
memperoleh protein dari hewan dan tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan
disebut protein hewani sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein
nabati. Protein ini mudah dipengaruhi oleh suhu tinggi, pH dan pelarut
organik.Didalam setiap sel yang hidup, protein merupakan bagian yang sangat
penting. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen
terbesar setelah air. Kekurangan protein dalam waktu lama dapat mengganggu
berbagai berbagai proses dalam tubuh dan menurunkan daya tahan
tubuh terhadap penyakit.
Protein
terdapat pada semua sel hidup, kira-kira 50 persen dari berat keringnya dan
berfungsi sebagai pembangun struktur, biokatalis, hormon, sumber energi,
penyangga racun, pengatur pH, dan bahkan sebagai pembawa sifat turunan dari
generasi ke generasi.
Protein
memiliki molekul besar dengan bobot molekul bervariasi antara 5000 sampai
jutaan. Protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi apabila tubuh kita
kekurangan karbohidrat dan lemak. Adapun makanan sebagai sumber protein adalah
daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan
buah-buahan. Protein akan menghasilkan asam-asam amino akibat hidrolisis oleh
asam atau enzim.
1.2
Tujuan
1. Mengetahui
unsur-unsur utama penyusun protein.
2. Membuktikan
adanya molekul-molekul peptida dari protein.
3. Membuktikan
adanya asam amino bebas dari protein.
4. Membuktikan
adanya asam amino tirosin, triptofan atau fenil alanin yang terdapat dalam
protein.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam
amino adalah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang
terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH2 pada atom karbon α dari posisi gugus
–COOH. Dari rumus umum tersebut dapat dilihat bahwa atom karbon α ialah atom
karbon asimetrik, kecuali bila R ialah atom H. Oleh karena itu asam amino juga
memiliki sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi atau aktivitas optik. Rumus
molekul dapat digambarkan dengan model bola atau batang dengan rumus proyeksi
Fischer. Oleh karena atom karbon itu asimetrik, maka molekul asam amino
mempunyai dua konfigurasi D dan L. Hal ini dapat dibandingkan dengan
konfigurasi molekul monosakarida (Poedjiadi, 1994).
Protein ialah polimer alami yang
terdiri dari sejumlah unit asam amino (amino acid) yang berikatan satu dengan
lainnya lewat ikatan amina (atau peptida). Jaring laba-laba, bulu hewan dan
otot, putih telur, dan hemoglobin(molekul yang mengangkut oksigen dalam tubuh
ke tempat yanag memerlukan ) ialah protein. Peptida ialah oligomer dari asam
amino yang memainkan peran penting dalam banyak proses biologis. Contohnya,
peptide hormone insulin mengatur kadar gula darah, bradikinin mengatur tekanan
darah, dan oksitosin meregulasi kontraksi uterus dan laktasi. Jadi, protein,
pepetida, dan asam amino merupakan bahan yang penting bagi struktur, fungsi,
dan reproduksi makhluk hidup (Haryanto, 2004).
Protein yang ditemukan
kadang-kadang berkonjugasi dengan makromolekul atau mikromolekul seperti lipid,
polisakarida dan mungkin fosfat. Protein terkonjugasi yang dikenal antara lain
nukleoprotein, fosfoprotein, metaloprotein, lipoprotein, flavoprotein dan
glikoprotein. Protein yang diperlukan organisme dapat diklasifikasikan menjadi
dua golongan utama, ialah pertama; protein sederhana, yaitu protein yang
apabila terhidrolisis hanya menghasilkan asam amino, dan kedua protein
terkonjugasi, yaitu protein yang dalam hidrolisis tidak hanya menghasilkan asam
amino, tetapi menghasilkan juga komponen organik ataupun komponen anorganik
yang disebut “gugus prosthetic” (Sumarno, dkk., 2002). Secara kimia dapat
dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari polipeptida dan protein
kompleks yang mengandung zat-zat makanan tambahan seperti hern, karbohidrat,
lipid atau asam nukleat. Untuk protein kompleks, bagian polipeptida dinamakan
aproprotein dan keseluruhannya dinamakan haloprotein. Secara fungsional protein
juga menunjukkan banyak perbedaan. Dalam sel mereka berfungsi sebagai enzim,
bahan bangunan, pelumas dan molekul pengemban. Tapi sebenarnya protein
merupakan polimer alam yang tersusun dari berbagai asam amino melalui ikatan
peptida (Hart, 1987).
Asam-asam amino hasil hidrolisis
protein dapat dipisahkan satu sama lain dengan menggunakan kromatografi
penukar ion. Tiga macam penyangga pH tinggi dipakai untuk mengelusi asam amino
pada kolom kromatografi. Urutan pengelusian tergantung pada muatan asam
amino . Asam amino basa( lisin, histidin, arginine) paling kuat mengikat muatan
negative resin penukar ion. Teknik ini memungkinkan penentuan asam amino apa
saja yang terdapat dalam protein tertentu. Kelimpahan relative asam-asam amino
juga bisa ditentukan dengan mengukur konsentrasi tiap asam amino. Senyawa
ninhidrin bereaksi dengan asam amino membentuk warna ungu. Larutan berwarna
ungu ini diukur absorbansinya pada panjang gelombang 570 nm, lalu konsentrasi
relative tiap asam amino dapat ditentukan (Ngili, 2001).
Protein adalah
makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel hidup dan merupakan 50% atau
lebih berat kering sel. Protein ditemukan dalam semua sel dan semua bagian sel.
Protein juga amat bervariasi, ratusan jenis yang berbeda dapat ditemukan dalam
satu sel. Semua protein, baik yang berasal dari bakteri yang paling tua atau
yang berasal dari bentuk kehidupan tertinggi, dibangun dari rangkaian dasar
yang sama dari 20 jenis asam amino yang berikatan kovalen dalam urutan yang
khas. Karena masing-masing asam amino mempunyai
rantai samping yang khusus, yang memberikan sifat kimia masing-masing individu,
kelompok 20 molekul unit pembangun ini dapat dianggap sebagai abjad struktur
protein.Yang paling istimewa adalah bahwa sel dapat merangkai ke-20 asam amino
dalam berbagai kombinasi dan urutan, menghasilkan peptida dan protein yang
mempunyai sifat-sifat dan aktivitas berbeda (Lehninger, 1988).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat Bahan
Tabung
reaksi Larutan NaOH 10%
Penjepit tabung
reaksi Larutan
CuSO4 0,5%
Rak tabung
reaksi Pereaksi
Ninhidrin 0,1%
Cawan
porselen HNO3
Gelas
obyek Pereaksi
Milon
Alat
pemanas Pb-asetat
5%
Pipet
tetes HCl
pekat
Sikat
tabung reaksi Sampel
(albumin telur, kasein,
Labu ukur ekstrak
daging, ekstrak kacang hijau)
3.2 Prosedur
kerja
a. Uji adanya unsur C, H, dan O
1.
Memasukkan
1 ml kasein/susu sapi ke dalam cawan porselen.
2.
Meletakkan
kaca obyek di atasnya, kemudian memanaskannya.
3.
Memperhatikan
adanya adanya pengembunan pada gelas obyek, yang menunjukkan adanya Hidrogen (H) dan Oksigen (O).
4.
Mengambil
gelas obyek, lalu mengamati bau yang terjadi. Bila tercium ramut terbakar,
berarti mengandung unsur Nitrogen (N).
5.
Bila
terjadi authoring, berarti ada atom karbon (C).
6.
Mengulangi
percobaan menggunakan sampel yang lain.
b. Uji
adanya Atom N
1.
Memasukkan
1 ml larutan kasein/susu sapi ke dalam tabung reaksi.
2.
Menambahkan
1 ml NaOH 10% kemudian memanaskannya.
3.
Memperhatikan
mau amonia yang terjadi.
4.
Terbentuknya
bau amonia dan kertas lakmus merah berubah menjadi warna biru menunjukkan
adanya N.
5.
Mengulangi
percobaan menggunakan sampel yang lain.
c. Uji
adanya Atom S
1.
Memasukkan
1ml larutan kasein/susu sapi kedalam tabung reaksi.
2.
Menambahkan
1 ml NaOH 10%, kemudian panaskan.
3.
Menambahkan
4 tetes larutan Pb-asetat 5%.
4.
Bila
larutan menghitam, berarti PbS terbentuk. Kemudian menambahkan 4 tetes HCl
pekat dengan hati-hati.
5.
Memperhatikan
bau khas belerang dari belerang yang teroksidasi.
6.
Mengulangi
percobaan menggunakan sampel yang lain.
d.
Uji Biuret
1.
Menyediakan
4 tabung reaksi yang bersih, lalu mengisi masing-masing tabung reaksi dengan larutan kasein/susu
sapi, putih telur , kalsu sapi, dan ekstak kacang hijau sebanyak 2 ml.
2.
Menambah
pada setiap tabung 1 ml NaOH 10% dan 3 tetes CuSO4 0,5%.
3.
Mencampurkan
dengan baik.
4.
Mengamati
perubahan yang terjadi.
e. Uji
Ninhidrin
1.
Menyediakan
4 tabung reaksi yang bersih, lalu masing-masing isilah dengan larutan
kasein/susu sapi, putih telur , kalsu sapi, dan ekstak kacang hijau sebanyak 2
ml.
2.
Menambahkan
pada setiap tabung 5 tetes pereaksi Ninhidrin.
3.
Kemudian
memanaskan di atas pemanas air hingga mendidih selama 5 menit.
4.
Mengamati
perubahan yang terjadi.
f.
Uji Xantoprotein
1.
Menyediakan
4 tabung reaksi yang bersih, lalu mengisi masing-masing dengan larutan kasein/susu
sapi, putih telur , kalsu sapi, dan ekstak kacang hijau sebanyak 2 ml.
2.
Menambahkan
setiap tabung 1 ml HNO3. Memperhatikan adanya endapan putih yang terbentuk.
3.
Kemudian
memanaskan selama 1 menit dan amati terbentuknya warna kuning.
4.
Selanjutnya
mendinginkan di bawah air kran, lalu tambahkan NaOH 10% setetes demi setetes
melalui dinding tabung hingga tebentuk lapisan.
5.
Memerhatikan
perubahan warna yang terjadi. Reaksi positif bila pada perbatasan antara protein
dan NaOH terbentuk warna jingga.
g. Uji
Millon
1.
Menyediakan
4 tabung reaksi yang bersih, lalu masing-masing isilah dengan larutan
kasein/susu sapi, putih telur , kalsu sapi, dan ekstak kacang hijau sebanyak 2
ml.
2.
Menambahkan
pada setiap tabung 1 ml Pereaksi Milon.
3.
Kemudian
memanaskan campuran tersebut, mungkin terbentuk endapan kuning.
4.
Selanjutnya
mendinginkan di bawah air kran, lalu menambahkan 1 tetes larutan NaNO2 1%.
5.
Memanaskan
lagi. Endapan atau larutannya akan menjadi merah.
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN
A. Uji
adanya unsur C,H dan O
|
No.
|
Zat uji
|
Hasil pengamatan (+/-)
|
||
|
Pengembunan
(H dan O)
|
Authoring
(C)
|
Bau rambut terbakar (N)
|
||
|
1.
|
Ekstrak
kacang hijau
|
+
|
+
|
+
|
|
2.
|
Putih
telur
|
+
|
+
|
+
|
|
3.
|
Kasein/susu
sapi
|
+
|
+
|
+
|
|
4.
|
Kaldu
sapi
|
+
|
+
|
+
|
B. Uji adanya Atom N
|
No
|
Zat uji
|
Hasil pengamatan (+/-)
|
|
|
PbS
|
Kertas Lakmus Merah (N)
|
||
|
1.
|
Kasein/susu sapi
|
-
|
+
|
|
2.
|
kaldu sapi
|
+
|
\+
|
|
3.
|
Putih telur
|
-
|
+
|
|
4.
|
Ekstrak kacang hijau
|
+
|
+
|
C. Uji adanya Atom S
|
No.
|
Zat uji
|
Hasil pengamatan (+/-)
|
|
|
PbS
|
Belerang (S)
|
||
|
1.
|
Ekstrak kacang hijau
|
-
|
-
|
|
2.
|
Putih telur
|
+
|
+
|
|
3.
|
Kasein/susu sapi
|
+
|
+
|
|
4.
|
kaldu sapi
|
-
|
+
|
D. Uji
Biuret
|
No
|
Zat Uji
|
Hasil Uji Biuret
|
Polipeptida (+/-)
|
|
1.
|
Ekstrak kacang hijau
|
Dari coklat muda menjadi coklat
sedikit pekat
|
-
|
|
2.
|
Putih telur
|
Terjadi perubahan warna menjadi
ungu
|
-
|
|
3.
|
Kasein/susu sapi
|
Dari warna putih menjadi ungu
|
+
|
|
4.
|
kaldu sapi
|
+
|
+
|
E. Uji Ninhidrin
|
No
|
Zat Uji
|
Hasil Ninhidrin
|
Asam Amino Bebas (+/-)
|
|
1.
|
Ekstrak kacang hijau
|
Tidak terjadi perubahan warna tetapi terdapat endapan
|
-
|
|
2.
|
Putih telur
|
Warna menjadi putih pekat
|
-
|
|
3.
|
Kasein/susu sapi
|
Tidak terjadi perubahan warna
|
+
|
|
4.
|
kaldu sapi
|
+
|
+
|
F. Uji Xantoprotein
|
No
|
Zat Uji
|
Hasil Uji Xantoprotein
|
Tirosin / tryptofan/
fenil alanin (+/-)
|
|
1.
|
Ekstrak kacang hijau
|
||
|
2.
|
Putih telur
|
||
|
3.
|
Kasein/susu sapi
|
||
|
4.
|
kaldu sapi
|
G.
Uji Millon
|
No
|
Zat Uji
|
Hasil Uji Millon
|
Torosin.triftofan (+/-)
|
|
1.
|
Ekstrak kacang hijau
|
Terdapat endapan merah
|
_
|
|
2.
|
Putih telur
|
Berubah menjadi merah dan terdapat gumpalan
|
_
|
|
3.
|
Kasein/susu sapi
|
Terdapat endapan berwarrna merah
|
+
|
|
4.
|
kaldu sapi
|
+
|
+
|
BAB V
PEMBAHASAN
Pada pengamatan uji adanya unsur C,H dan O sampel yang kami gunakan adalah
ekstrak kacang hijau, putih telur, susu dan ekstrak daging sapi. Kami memulai
dengan memasukkan masing masing setiap larutan tersebut sebanyak 1 ml ke dalam empat
cawan porselin yang berbeda. Kemudian kami meletakkan kaca objek ke atasnya dan
memanaskannya. Disini kami mendapatkan hasil yang sama pada keempat sampl
tersebut yaitu yang pertama, terdapat pengembunan yang membuktikan bahwa adanya
atom Hidrogen. Yang kedua, ada seperti endapan yang gosong yang membuktikan
terdapatnya atom karbon. Dan yang ketiga yaitu terciumnya aroma seperti rambut
yang terbakar yang membuktikan bahwa larutan ini mengandung atom Nitrogen.
Pada uji adanya atom Nkami memulai
pengamatan dengan memasukkan masing-masing 1 ml larutan ekstrak kacang ke dalam
empat tabung reaksi yang berbeda. Setelah itu kami menambahkan masing-masing 1
ml NaOH (10%) kemudian memanaskannya di atas penangas air. Kami mengujinya
dengan meletakkan kertas lakmus merah yang sudah dibasahi dengan air aquades
pada sisi mulut tabung reaksi. Dan hasilnya adalah kertas lakmus tersebut
berubah warna menjadi warna biru. Setelah itu kami mencium aromanya. Dan aroma
yang dihasilkan adalah tidak mengalami perubahan, tetap beraroma kacang hijau.
Disini kemungkinan kami kurang teliti ketika memanaskan tabung reaksi tersebut,
dimana suhu penangas air tersebut belum optimum sehingga larutan tersebut tidak
mengalami perubahan bau atau aroma. Dan kami juga mengulangi dengan cara yang
sama untuk sampel yang kedua yaitu putih telur bau amoniak timbul dan kertas
lakmus berubah juga menjadi berwarna biru. Masih dengan cara yang sama kami
mengulangi untuk sampel yang ketiga yaitu susu, disini didapatkan hasil yaitu
bau amoniak tidak timbul dan kertas lakmus berubah menjadi berwarna biru. Dan
sampel yang keempat yaitu ekstrak dagingsapi juga masih dengan cara yang sama
disisni didapatkan hasil bau amoniak timbul dan kertas lakmus merah berubah
menjadi biru. Dari keempat sampel ini yang paling positif mengandung atom N
adalah larutan putih telur dan ekstrak
daging sapi. Sebenarnya secara keseluruhan keempat sampel tersebut mengandung
atom Nitrogen karena kertas lakmus merah berubah menjadi biru.
Pada uji adanya atom S kami memulai
pengamatan dengan memasukkan masing-masing1 ml larutan ekstrak kacang, putih
telur, susu dan ekstrak daging sapi ke dalam empat tabung reaksi yang berbeda.
Setelah itu kami menambahkan masing-masing 1 ml NaOH 10%, dan memanaskannya.
Setelah itu kami menambahkan masing-masing 4 tetes larutan Pb-asetat 5%. Disini
larutan ekstrak kacang hijau tidak mengalami perubahan warna menjadi hitam,
yang berarti tidak terbentuknya PbS. Untuk sampel albumin larutan berubah
menjadi hitam sehingga dapat dipastikan bahwa PbS timbul. Untuk ;larutan susu,
sampel berubah menjadi hitam sehingga dapt dipatikan juga bahwa PbS timbul. Dan
untuk sampel yang keempat yaitu kaldu tidak mengalami perubahan menjadi hitam,
sehingga kemungkinan PbS tidak timbul. Kemudian kami menambahkan masing-masing
HCl pekat dengan hati-hati, disini pada larutan ekstrak kacang hijau aroma
belerang tidak terdapat. Untuk sampel albumin, susu dan kaldu aroma khas
belerang timbul. Dari percobaan ini, yang paling positif mengandung atom
belerang (S) adalah albumin dan susu karena keduanya pada saat penambahan
Pb-asetat terjadi perubahan warna menjadi hitam dan ketika penambahan HCl aroma
belerang timbul.
Pada uji biuret kami memulai dengan
memasukkan larutan ekstrak kacang hijau, albumin, susu
dan esktrak daging sapi, masing-masing sebanyak 2 ml ke dalam empat tabung
reaksi yang berbeda. Kemudian menambahkan masing-masing 1 ml NaOH 10% dan 3
tetes CuSO4 0,2 %. Setelah itu kami mengocok tabung eaksi tersebut. Untuk
larutan ekstrak kacang hijau perubahan warna yang terjadi adalah dari warna
coklat muda menjadi coklat tua dengan sedikit pekat. Sehingga negatif
mengandung polipeptida. Untuk larutan albumin perubahan warna yang terjadi
adalah perubahan warna dari putih telur menjadi warna ungu. Sehingga poitif
mengandung polipeptida. Untuk larutan susu terjadi perubahan warna dari outih
menjadi ungu. Sehingga positif mengandung polipeptida. Sedangkan untuk larutan
kaldu terjadi juga perubahan warna sehingga positif mengandung polipeptida. Dari
keempat sampel ini yang positif mengandung polipeptida adalah larutan albumin,
larutan, susu, dan larutan ekstrak kaldu daging sapi.
Pada uji ninhidrin kami memulai dengan
memasukkan masing-masing larutan ekstrak kacang hijau,albumin, susu dan ekstrak
daging sapi sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi. Kemudian kami menambahkan
masing-masing 1 ml HNO3 pekat. Setelah itu kami memanaskannya di
atas penangas air hingga mendidih. Disini hasil pengamatan kami pada larutan
ekstrak kacang hijau, albumin dan susu tidak terjadi perubahan warna. Sedangkan
kaldu mengalami perubahan warna. Sehinngga pada percobaan ini yang mengandung
asam amino bebas adalah hanya kaldu saja.
Pada uji millon kami memulai
pengamatan dengan memasukkan larutan ekstrak kacang hijau, albumin, larutan
susu dan ekstrak daging sapi masing-masing tabung reaksi yang berbeda sebanyak
2 ml, kemudian menambahkan masing-masing 1 ml pereaksi millon. Kemudian kami
memanaskannya masing-masing. Sehingga terjadi perubahan warna menjadi.
Selanjutnya tabung tersebut kami dinginkan dengan menggunakan air kran. Setelah
dingin kami menambahkan masing-masing 1 tetes larutan NaNO2 1% dan
memanaskannya. Hasil yang kami amati adalah keempat larutan tersebut berubah
warna menjadi berwarna merah. Hal ini membuktikan bahwa larutan tersebut
mengandung tirosin dan triftofan.
BAB
VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil
praktikum yang telah kami lakukan maka didapatkan hasil diantaranya sebagai
berikut:
1. Unsur-unsur utama penyusun protein dalam
keempat larutan tersebut terdiri dari atom Karbon, Hidrogen, Oksigen dan
Nitrogen. Sedangkan atom S hanya terdapat pada larutan putih telur, larutan
kasein dan larutan ekstrak daging sapi. Sedangkan pada larutan ekstrak kacang
hijau tidak.
2. Molekul-molekul polipeptida dari protein
terbukti dalam tiga larutan yakni larutan ekstrak daging sapi,dan putih telur.
Sedangkan pada larutan ekstrak kacang hijau tidak.
3. Asam amino bebas hanya terbukti pada
larutan ekstrak daging sapi. Selainnnya tidak, karena ketika pengamatan ketiga
larutan lainnya tersebut tidak terjadi perubahan warna.
4. Asam amino tirosin dan asam amino triftofaan
terbukti terdapat dalam empat larutan tersebut.
6.2 Saran
Ketika melakukan pengamatan
hendaknya setiap kelompok melakukan percobaan masing-masing supaya praktikan
lebih memahami pengamatan tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Fessenden, R.J and Fessenden, J. S. 1989. Kimia Organik jilid II. Jakarta:
Erlangga
Hart, H. 1990. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Haryanto. 2004. Penuntun Praktikum Biokimia. Samarinda : Program Studi
Teknologi Hasil Pertanian.
Fakutas Pertanian Universitas Mulawarman.
Lehninger. 1995. Dasar-dasar Biokimia jilid I, diterjemahkan oleh Maggy
Thenawidjaya. Jakarta: Erlangga.
Ngili.
2001. Acuan Pelajaran Kimia SMU
Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Poedjiadi. 1994. Dasar-dasar
Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :
·
Asam amino Alfa adalah sembarang senyawa
organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya
-NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat
pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α).
·
Ikatan peptida merupakan ikatan yang
terbentuk ketika atom karbon pada gugus karboksil suatu molekul berbagi
elektron dengan atom nitrogen pada gugus amina molekul lainnya.Reaksi yang
terjadi merupakan reaksi kondensasi, hal ini ditandai dengan lepasnya molekul
air ketika reaksi berlangsung.Hasil dari ikatan ini merupakan ikatan CO-NH, dan
menghasilkan molekul yang disebut amida.Ikatan peptida ini dapat menyerap
panjang gelombang 190-230 nm.
2.
Jelaskan
perbedaan polipeptida dengan protein!
Polipeptida merupakan rangkaian asam
amino .Polipeptida dibentuk menjadi protein structural dan fungsional sel.
Sedangkan protein adalah komponenen utama semua sel hidup
yang berfungsi sebgai pembentuk struktur sel yang menghasilkan hormon, enzim
dam lain-lain.
3. Apakah reaksi ninhidrin dapat di
gunakan untuk menentukan asam amino secara kuantitas?
ya, karna pemanasan dengan ninhidrin berlebih akan
menghasilkan produk bewarna ungu pada semua asam amino yang mempunyai gugus a-
amino bebas.
4. Tulis
klasifikasi asam amino beserta contohnya?
Diklasifikasikan berdasar gugus R (rantai
samping).
·
Asam amino non
polar (Glisin, alanin, valin, leusin,
isoleusin dan prolin)
·
Asam amino polar (Serin , threonin, sistein, metionin, asparagin, glutamin)
·
Asam amino aromatik (Fenilalanin, tirosin dan
triptofan )

Comments
Post a Comment