3. pemisahan kasein dari susu
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
Disusun oleh:
Nama : Haggai Nainggolan
NPM : E1G016052
Prodi : Teknologi Industri
Pertanian
Kelompok : Empat (4)
Hari/tanggal : Senin/ 23 Oktober 2017
Dosen : Drs. Syafnil., M.Si
Dra. Devi Silsia., M.Si
Co-Ass : Elfredi Syahputra
Sembiring
Hayuning Pratiwi
Objek
Praktikum : PEMISAHAN KASEIN DARI
SUSU SAPI
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Susu
merupakan salah satu makanan paling lengkap. Bermacam-macam jenis susu, baik
dari manusia maupun hewan mengandung vitamin, mineral, karbohidrat, lemak dan
protein ( sebagian besar nya kasein). Untuk jenis susu berbeda, kandungan
nutrisi nya pun juga berbeda. Susu sapi berbeda dengan susu kambing walaupun
terdapat kesamaan dalam hal zat penyusun nya.
Menurut
Adnan(1984), kasein di dalam susu merupakan partikel yang besar. Di dalamnya
tihanya terdiri dari zat-zat organic, melainkan mengandung juga zat-zat
anorganikseperti kalsium, phosphor, dan magtnesium. Kasein yang merupakan
partikel yang besar dan senyawa kompleks tersebut dinamakan juga kasein misel
(casein micall). Kasein misel tersebut besarnya tidak seragam, berkisar antara
30-300 mμ. Kasein juga mengandung sulfur (S) yang terdapat pada metionin
(0,69%) dan sistin (0,09%). Kasein adalah protein yang khusus terdapat dalam
susu. Oleh karena itu kasein dalam susu sebagai aktivitas dari mikroba. Kasein
dapat diendapkan oleh asam, enzim,rennet, dan alkohol. Selaiin penambahan asam,
pengendapan kasein susu juga dilakukan dengan rennin, yaitu suatu enzim
proteolitik yang diperoleh dari induk sapi betina. Oleh karena itu, susu dapat
diakogulasikan oleh asam yang terbentuk di dalam susu sebagai aktivitas dari
mikroba.
Kasein
tersuspensi dalam susu kompleks yang disebut misel. Kandungan fosfat yang
tinggi pada kasein terkait dengan garam kalsium fosfat sehingga susu menjadi
sumber kalsium dalam diet. Kappa kasein terdapat pada bagian luar misel.
Kasein
mengandung s yang terdapat dalam methionin dan cystein. Kasein merupakan
campuran tiga jenis protein yaitu: α-kasein (75%), γ-kasein (3%), β-kasein
(22%). Kasein dalam susu merupakan partikel kompleks atau berupa misel yang
terdiri dari Ca, P anorganik, Mg, dan substrat selain protein kasein. Senyawa
kompleks ini sering disebut “Kalsium Caaseinat Phosphat kompleks”.
Kasein penting dikonsumsi karena
mengandung komposisi asam amino yang dibutuhkan tubuh. Dalam kondisi asam (pH
rendah), kasein akan mengendapkarena memiliki kelarutan (solubility) rendah
pada kondisi asam. Kasein Asam (acid casein) sangat ideal digunakan untuk
kepentingan medis, nutrisi,. Dan produk-produk farmasi. Selain sebagai makanan,
acid casein digunakan pula dalam industri pelapisan kertas (paper coating),
cat, pabrik tekstil, perekat, dan kosmetik. Pemanasan,pemberian enzim
proteolitik (rennin), dan pengassaman dapat memisahkan kasein denngan whey
protein. Selain itu, sentrifugasi pada susu dapat pula digunakan untuk
memisahkan kasein.
1.2 Tujuan
Praktikum
1.
Mengisolasi
protein dari susu sapi.
2. Menghitung rendemen kasein.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Susu
terdiri dari tiga komponen utama: air, lemak, dan protein. Protein yang
terdapat dalam susu terdiri dari dua jenis, yakni kasein dan whey. Ciri dari protein
adalah terdapatnya unsur N pada rantainya, tidak seperti lemak dan karbohidrat
yang hanya terdiri dari unsur C, H, dan O.Protein merupakan senyawa yang sangat
kompleks,terdiri dari 80% kasein dan 20% whey.Kasein termasuk jenus
phospoprotein,terdiri dari beberapa unit asam amino yang terikat dengan ikatan
peptida (Martoharsono, 1975).
Protein
susu terbagi menjadi dua, yaitu Casein yang dapat diendapkan oleh asam dan
Rennin, serta protein whey yang dapat mengalami denaturasi oleh panas pada suhu
65oC. Casein dalam susu mencapai 80 % dari total protein. Pengasaman susu oleh
aktivitas bakteri menyebabkan mengendapnya casein. Whey adalah cairan susu
tanpa lemak dan casein. Pasteurisasi susu dilakukan untuk mencegah kerusakan
karena mikroorganisme dan enzim. Ada 2 macam metode pasteurisasi susu yaitu
Holding methode dan High Temperature Short Time(Retno, et al., 2005).
Kasein
berasal dari bahasa latin yaitu Caseine yang berasal dari kata Caesus yaitu
keju. Kasein adalah zat yang digunakan sebagai stabilisator emulsi air susu.
Kasein merupakan proteida fosfor yang dijumpai dalam endapan koloida air susu.
Kasein merupakan hasil pengolahan susu yang larut dalam larutan alkali dan asam
pekat, mengendap dalam asam lemak serta tidak larut dalam air. Kasein merupakan
komponen protein terbesar dalam susu dan sisanya berupa whey protein. Kadar
protein pada protein susu mencapai 80%. Kasein ini terdiri dari beberapa fraksi
seperti alpha-casein, betha casein dan kappa-casein. Kasein merupakan salah
satu komponen organic yang berlimpah dalam susu bersama lemak dan laktosa
(Shiddieqy, 2004).
Protein
ini relatif tidak bisa larut, lambat dicerna dan cenderung membentuk struktur
yang disebut misel yang meningkatkan kelarutannya di air. Sedangkan whey adalah
protein yang cepat dicerna.Whey menyediakan hasil sintesa protein yang cepat
karena Whey mengandung leusin dalam jumlah tinggi, yaitu asam amino yang
potensial untuk menstimulasi sintesa protein, sementara kasein menyediakan
pasokan protein yang berkesinambungan lama untuk pertumbuhan otot. Protein
dalam susu terdiriatas 80% kasein dan 20% whey.Kasein termasuk jenis phospor
protein, terdiri dari beberapa unit asam amino yang terikat dengan ikatan
peptida. Kasein didalam susu merupakan partikel yang besar. Didalamnya tidak hanya
terdiri dari zat-zat organik,melainkan mengandung zat-zat anorganik seperti
kalsium,phosphor,dan magnesium (Anto, 1998).
Kasein
termasuk jenis rganic protein, terdiri dari beberapa unit asam amino yang
terikat dengan ikatan organik. Didalamnya tidak hanya terdiri dari zat-zat organik,melainkan
mengandung zat-zat anorganik seperti kalsium,phosphor,dan magnesium, Dalam
keadaan murni, kasein berwarna putih seperti salju, tidak berbau dan tidak
mempunyai rasa yang khas. Kasein dapat diendapkan oleh asam, enzimerenner dan
alkohol. Oleh karena itu kasein dalam susu dapat dikoagulasikan atau
digumpalkan oleh asam yang terbentuk didalam susu sebagai aktivitas dri
mikroba(Benardi,1995).
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Alat dan Bahan
Alat: Bahan:
-
Gelas Kimia -
Susu Sapi Segar
-
Hot Plate -
Asam Asetat Glasial
-
Pipet Tetes - Aquades
-
Etanol -
Timbangan
-
Termometer -
Eter
-
Corong -
Kertas Saring
3.2 Prosedur Kerja
A. Persiapan kertas saring
1.
Menyiapkan selembar kertas saring
2.
Memanaskan dalam oven pada temperatur 105˚C
3.
Setelah kandungan air pada kertas saring habis, lalu memasukkan kertas saring
tersebut ke dalam desikator, hingga
mencapai suhu kamar
4.
Menimbang kertas saring tersebut, dan mencatat hasilnya
B. Pemisahan kasein
1. Memasukkan
50 ml susu sapi segar kedalam gelas piala, dan selanjut nya memanaskan sampai
temperatur 40˚C.
2. Menambahkan
setetes demi setetes asam asetat glasial sambil mengaduk sehingga semua kasein
mengendap.
3. Selanjut
nya mendinginkan suspensi tersebut pada suhu kamar, dan selanjutnya melakukan
penyaringan.
4. Mencuci
hasil endapan beberapa kali dengan menggunakan aquades dan selanjut nya
menambahkan 30 ml etanol.
5.
Mencuci endapan dengan menggunakan campuran etanol-eter (1:1)
6.
Kemudian mencuci endapan pada kertas saring dengan eter
7.
Memindahkan kertas saring berisi bubuk ke kaca arloji dan membiarkan eter nya
menguap
8.
Melakukan penimbangan kasein dan menghitung rendemen dari kasein tersebut
9. Membandingkan
hasil yang diperoleh dengan jumlah kasein teoritis yaitu 3,5 g/100 ml susu sapi.
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN
|
No.
|
Uraian
|
Bobot
(dalam Gram)
|
|
1
|
Bobotkertas saring mula-mula (a)
|
0,9
|
|
2
|
Bobot kertas saring + kasein (b)
|
3,0
|
|
3
|
Bobot kasein = (b) – (a) (c)
|
2,1
|
|
4
|
Rendemen kasein = 2 (c) / 100 ml
sampel
|
0,042
|
BAB
V
PEMBAHASAN
Langkah
awal yang kami lakukan adalah dengan memanaskan 50 ml susu sapi segar dengan
temperatur 40˚C. Pemanasan ini bertujuan untuk menurunkan kelarutan protein
sehingga dapat mengendapkan protein susu pada kondisi yang sesuai atau
pemanasan ini dapat menyebabkan denaturasi rusaknya struktur protein sehingga
mempercepat pengendapan protein. Tetapi suhu disini tidak boleh terlalu tinggi,
atau terlalu lama dipanaskan supaya proteinnya tidak rusak. Pemanasan ini akan
mengubah stabilitas kasein dan menyebabkan kasein nantinya mudah dilakukan
pengendapan.
Setelah itu susu sapi yang telah bersuhu 40˚C, kami memasukkan setetes demi setetes asam asetat
glasial dan mengaduknya. Disini susu sapi tersebut perlahan-lahan terdapat
gumpalan yang mengendap berwarna putih. Setelah itu kami membiarkan supaya
suhunya sama dengan suhu kamar. Setelah itu kami melakukan penyaringan dengan
menggunakan kertas saring. Hasil endapan
tersebut kami cuci dua kali dengan menggunakan aquades. Selanjutnya kami menambahkan
30 ml etanol. Setelah itu kami mencuci lagi dengan menggunakan campuran
ethanol-eter (1:1), disini hasil endapan tersebut mengalami perubahan warna
dari warna putih menjadi ada warna keungu-unguan. Selanjutnya sekali lagi kami
cuci dengan eter.
Setelah kami membiarkan beberapa lama, endapan
tersebut berubah menjadi padatan. Kemudian setelah itu kami memasukkan ke dalam
oven, yang bertujuan untuk mengurangi kadar air. Setelah itu kami melakukan
penimbangan hasil endapan tersebut dengan hasil
4,2 gram setiap 100 ml air susu sapi. Hasil ini memenuhi jumlah kasein
secara teoritis dimana yaitu 3,5 gram setiap 100 ml sapi.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Protein yang terdapat dalam susu sapi dapat
terisolasi dengan menggunakan asam dan alkohol.
2.
Rendemen kasein yang kami dapatkan yaitu 4,2 gram dalam setiap 100 ml susu sapi
6.2 Saran
1. Kepada
koass dimohon ketegasannya supaya dapat mengatur para praktikan agar praktikum berjalan dengan lancar.
2.
Kepada para praktikan dimohon supaya ketika melakukan praktikum agar tertib.
DAFTAR PUSTAKA
Anto, Prasetya.
1998. Mengenal Susu dan Manfaatnya.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Benardi.
1995. Makanan Fungsional. Jogjakarta:
Kanisius
Martoharsono,
Soeharsono. 1975. Biokimia.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Retno, et al., 2005. Buku Ajar Bedah Bagian 2. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC
Shiddieqy.
2004. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta: Depdikbud
JAWABAN PERTANYAAN
1. Jelaskan prinsip pemisahan kasein?
Jawab:
Prinsip
pemisahan kasein dari susu sapi yaitu menurunkan pH dari susu tersebut dengan
cara menambahkan asam. Karena kasein akan mengendap jika memiliki
kelarutan(solubility) rendah pada kondisi asam.
2. Jelaskan tujuan pencucian kasein dengan
etanol dan eter ?
Jawab:
Supaya lemak
yang masih tertinggal di endapan kasein dapat dikeluarkan atau dipisahkan dari
kasein. Sehingga proses akhirnya yang didapat hanya kasein saja.
3. Faktor apakah yang mempengaruhi rendemen kasein?
Jawab: Faktor kekeringan atau kadar air
dari pada hasil endapan.

Comments
Post a Comment